halaman

Senin, 02 April 2012

syahadat

Awal Yang Menentukan

Islam dibangun di atas lima pilar, yakni bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan muhammad adalah hamba dan utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa ramadhan dan mengerjakan haji.
 (HR. Bukhari Muslim)
Termasuk soko guru (pondasi) Islam adalah persaksian tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah dengan haq (benar) kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Dua hal ini lebih akrab kita kenal dengan “Syahadatut Tauhid dan Syahadatur Rasul
Dua kalimat syahadat merupakan penopang akan sah dan diterimanya semua amalan. Amal tidak sah dan diterima bila dilakukan tidak dengan keikhlasan kepada Allah ta’ala dan tidak mengikuti contoh dari Rasul-Nya. Ikhlas karena Allah terealisasi dari adanya syahadat tauhid, sedangkan mengikuti Rasulullah terealisasi dari adanya syahadat Rasul.  
Buah dari syahadat yang benar ialah membebaskan hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk serta tidak mengikuti selain Rasul-Nya.

Awal segala sesuatu

Para ulama sepakat bahwa yang pertama kali diperintahkan kepada seorang hamba adalah mengucapakan dua kalimat syahadat. Barang siapa yang mengucapkannya sebelum baligh, tidak diperintahkan memperbaharui syahadatnya setelah baligh, tetapi ia diperintahkan berthaharah (bersuci) dan mengerjakan shalat jika telah baligh atau mumayyiz, dan tidak ada seorang pun yang mewajibkan walinya menyaksikan syahadatnya pada suatu waktu, meskipun menetapkan dua kalimat syahadat adalah suatu yang wajib, bahkan wajibnya mendahului kewajiban shalat.
Makna Syahadat
1.      Laa ilaaha illallah.
Syaikh Shalih fauzan memaknai dengan, “Beri’tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak untuk disembah dan tidak menerima peribadatan kecuali kepada Allah ta’ala, mentaati hal tersebut dan mengamalkannya.
Tetapi banyak orang yang menafsirkannya dengan tafsiran yang keliru, sehingga maknanya tidak sesuai dengan apa yang dimaksud. Di antaranya;
  1. Tidak ada sesembahan kecuali Dia, maknanya bahwa setiap yang disembah baik yang hak maupun yang batil adalah Allah ta’ala.
  2. Tidak ada pencipta selain Allah Ta’ala. hal ini juga tidak benar karena hanya mengakui tauhid rububiyah saja.
  3. Tidak ada hakim kecuali Allah ta’ala, ini juga sebagian dari makna Laa ilaaha illallah, tetapi bukan itu yang dimaksud karena itu tidak mencakup.
2.      Muhammadur Rasulullah.
Sebagian ahli ilmu telah bersepakat bahwa makna Syahadat Muhammadur Rasulullah adalah mentaati perintahnya, mempercayai apa yang di kabarkannya, menjauhi apa yang dilarangnya, dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyari’atkan.
Rukun Syahadatain
            Rukun Laa ilaaha illallah
Syahadat ini memiliki dua rukun, yaitu : An Nafyu (peniadaan), ini terdapat pada lafadz laa ilaaha, yang berarti membatalkan segala bentuk kesyirikan dan mengingkari terhadap apa yang disembah selain Allah. Dan Al Itsbat (penetapan) yang terdapat pada lafadz illallah (kecuali Allah) yang berarti menetapkan bahwa tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah ta’ala dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya.
Makna dua rukun ini banyak disebutkan dalam firman Allah, di antaranya;
“Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia telah berpegang kepada buhul (tali) yang amat kuat yang tidak akan putus.. (QS. al Baqarah: 256)
firman-Nya “Barang siapa yang ingkar kepada Taghut” adalah makna dari rukun yang pertama (laa ilaaha). Sedangkan “dan beriman kepada Allah” adalah makna dari rukun kedua  (illallah).
Rukun Muhammadur Rasulullah.
Syahadat ini juga memiliki dua rukun, yaitu kalimat ‘Abduhu wa Rasuluhu (hamba dan utusan-Nya). Dua rukun ini meniadakan sikap berlebih-lebihan dan sikap meremehkan terhadap hak Rasul. Beliau adalah hamba dan Rasulnya, dan beliau adalah makhluk yang paling sempurna dalam dua sifat mulia ini.
Al-‘Abdu di sini artinya hamba yang menyembah,. maksudnya beliau adalah manusia yang diciptakan dari bahan yang sama dengan manusia yang lainnya. juga berlaku atas apa yang belaku atas orang lain. Sebagaimana firman Allah; Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu ..”(Al Kahfi:110)
Tak sebatas di lisan
Tidak sedikit orang yang memiliki tanda pengenal Islam, tapi tingkah lakunya tidak mencerminkan seorang muslim. Bahkan ada yang merasa puas dan bangga dengan hanya memiliki identitas diri sebagai seorang muslim sedang ia masih suka mengabaikan apa yang menjadi tuntutan dan kewajibannya. Mereka itulah yang kita kenal dengan “Islam KTP” padahal ber-Islam itu tidak cukup hanya sekedar pengakuan saja. Tapi harus direalisasikan dengan amal perbuatan.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, ”Sesungguhnya kewajiban mengetahui makna syahadat Laa ilaaha illallah adalah sebelum kewajiban shalat dan puasa, Maka kewajiban seorang hamba mengetahui makna syahadat lebih wajib dari pada shalat dan puasa, mengetahui akan haramnya syirik dan keimanan kepada thaghut jauh lebih besar dari pada pengharaman nikahul umahat (menikahi ibu) dan nikahul ‘ammaat (menikahi bibi). Oleh karena itu urutan keimanan kepada Allah yang paling besar adalah syahadat laa ilaaha illallah.”
Syaikh Sulaiman bin Abdurrahman berkata, ”Ketahuilah bahwasanya para ulama telah sepakat ‘Barang siapa yang berdoa kepada selain Allah maka ia telah berbuat syirik, meskipun ia mengucapkan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah, melakukan shalat dan mengerjakan puasa
Rahasia Di Balik Syahadat
            Syahadat bukan hanya sekedar kalimat seperti kalimat-kalimat yang lain. Memang sangat ringan kita ucapkan dan sangat mudah kita hafal. Tapi  ternyata di balik kalimat yang ringan ini mengandung makna dan rahasia yang dalam.

1. Asas Aqidah islamiyah

                        Ahlus Sunnah wal Jamaah sepakat bahwa mengucapkan syahadatain merupakan syarat sahnya iman seseorang. Rasulullah saw bersabda,
 “Aku dipeintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, beriman kepadaku dan kepada apa yang aku bawa. Jika mereka telah melakukan semua itu, maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan haknya, dan hisab mereka terserah kepada Allah.” (HR. Muslim).
Imam Nawawi berkata, “Hadist di atas menjelaskan tentang syarat sah diterimanya iman, dengan mengikrarkan syahadatain dan meyakininya sepenuh hati. Dan dituntut mengimani segala sesuatu yang dibawa oleh Rasulullah saw.”
            Syahadat juga merupakan syarat keislaman seseorang. Hal ini sebagaimana penuturan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Kaum muslimin telah sepakat, siapa yang belum mengucapkan syahadat padahal ia mampu mengucapkannya, maka dia kafir.” Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, beliau berkata, "Siapa yang meninggalkan syahadatain, maka dia telah keluar dari dienul islam."

2. Penyebab terjaganya darah, harta dan jiwa seseorang

Islam merupakan agama universal, ajarannya meliputi semua lini kehidupan. Dan yang terpenting dari semua itu adalah hukum-hukum yang berlaku dan aturan-aturan yang ditetapkan telah terkonsep dengan baik, hal itu bertujuan untuk mengatur pemeluknya supaya berjalan di atas syareat yang telah dirumuskan Allah Contohnya, ketika seseorang mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah, maka darah, harta, dan jiwa seseorang telah terlindungi. Rasulullah saw  bersabda,

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan semua itu, maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan haknya, dan hisab mereka terserah kepada Allah.” (HR. Muslim).

3. Penyebab masuk jannah

            Tiada tempat kembali yang lebih mulia di sisi Allah, melainkan jannah dan meraih ridha Nya. Inilah cita-cita semua orang. Terbukti, ketika dilontarkan pertanyaan kepada mereka, semua sepakat dan berharap dapat masuk syurga.  Lantas dengan apakah seseorang bisa menggapainya…?. Rosulullah memberi jawaban dari pertanyaan ini dengan sabda Beliau,
          “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka atas  orang yang telah mengucapkan ‘lailaaha illallahu’  dengan mengharapkan ridha-Nya (HR. Bukhari Muslim)     
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh menjelaskan, “Barang siapa bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada illah yang berhak disembah selain Allah. Maksudnya, mengucapkannya dan mengetahui ma'nanya serta mengamalkan tuntutannya, baik secara lahir maupun batin, niscaya Allah akan memasukannya kedalam syurga.”
Syakhul Islam dan lainnya berkata, "Hadist ini dan sejenisnya menegaskan, bahwa Allah menjanjikan jannah bagi orang yang mengucapkan la ilaha illallah, yaitu bagi orang yang mengucapkannya dan mati dalam keadaan bertauhid.
4. Berhak mendapatkan syafaat Nabi Muhammad
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Wahai Rosulullah, siapakah orang yang berhak mendapakan syafaatmu kelak pada hari kiamat?”  Rosulullah bersabda,
            “ Sungguh saya sudah mengira wahai Abu Hurairoh, bahwa tidak ada seseorang pun yang mendahuluimu bertanya mengenai hadist ini, karena saya melihat kamu sangat rakus terhadap hadits. Orang yang paling bahagia mendapatkan syafaatku, pada hari kiamat ialah orang yang  mengucapkan la ilaha illallah, ikhlas dari hati atau dirinya.” (HR. Bukhari bab ilmu no. 99)
            Ibnu Hajar Al-Atsqolani menjelaskan, "Barang siapa mangikrarkan Laa ilaaha illallah dengan menjauhi segala bentuk kesyirikan dan kenifakan, Niscaya kelak akan mendapatkan syafaat. Maksud hadist ini, orang yang paling bahagia pada hari kiamat kelak, yang mendapatkan syafaatnya adalah orang mukmin lagi mukhlis.
           
5. Kalimat teragung
            Dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, bahwa beliau berkata, “Saya mendengar Rosulullah Saw bersabda,”
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
“Dzikir yang paling utama adalah la ilaha illallah” (HR.Thirmidzi, hadist hasan shahih).

            Imam Nawawi di dalam kitabnya “Nuzhatul Mutaqin” menjelaskan, "kalimat tauhid merupakan kalimat yang paling utama untuk diucapkan, karena di dalamnya mengandung penetapan pada ke-Esaan Allah, serta penafian (peniadaan) segala bentuk kesyirikan. Kalimat ini juga merupakan kalimat teragung yang diucapkan para nabi. Mereka diutus karenanya, berperang di bawah panjinya, mendapatkan kesyahidan dalam menegakkannya. Dan kunci pembuka syurga serta penyelamat dari neraka. Wallahua’lam

Referensi:
1.                  Fathul Majid
2.                  Nawaqidul iman Al-I’tiqodiyah
3.                  Syarh Aqidah at-thohawiyah
4.                  Madkhol
5.                  Nuzhatul Mutaqin
6.                  Tafsir Al-Jami’ liahkamil qur’an
      8.          Fathul Baari
9.       Kitabut Tauhid syaikh sholeh fauzan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar